PROGRES TEKNO – OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, kembali mencetak kemajuan besar dalam dunia kecerdasan buatan (AI).
Mereka memperkenalkan model baru bernama OpenAI o1 yang diklaim mampu bernalar dan memecahkan masalah yang lebih rumit, terutama dalam bidang sains, pengodean, dan matematika.
Model terbaru ini menawarkan peningkatan drastis dibandingkan pendahulunya. OpenAI mengungkapkan rencananya untuk terus memperbarui dan menyempurnakan model ini secara bertahap sebelum akhirnya tersedia untuk mayoritas pengguna ChatGPT.
Dalam upayanya menciptakan AI yang lebih menyerupai manusia, OpenAI melatih model-model AI ini agar lebih cermat dalam berpikir sebelum memberikan jawaban.
“Seperti manusia, model ini dilatih untuk mengasah kemampuan berpikir, mencoba berbagai pendekatan, serta mengenali kesalahan yang mereka buat,” ungkap OpenAI dalam situs resminya, Minggu (15/9/2024).
Kemampuan Berpikir Lebih Lama dan Mendalam
Salah satu ilmuwan utama OpenAI, Noam Brown, menjelaskan potensi besar yang dimiliki OpenAI o1. “Saat ini, model kami hanya berpikir selama beberapa detik, namun kami sedang mengembangkan versi yang mampu memproses informasi selama berjam-jam, bahkan berminggu-minggu,” tulisnya di media sosial X.
Meskipun terobosan ini membawa harapan baru, ada tantangan besar yang ikut menyertainya. Peningkatan konsumsi energi yang diperlukan untuk menjalankan model AI canggih ini bisa berdampak buruk pada perubahan iklim.
Isu ini rencananya akan menjadi topik utama dalam pertemuan antara pejabat Gedung Putih dan para eksekutif teknologi AS, seperti CEO OpenAI Sam Altman, eksekutif Google Ruth Porat, dan CEO Anthropic Dario Amodei, sebagaimana dilaporkan CNN International.
Kemampuan yang Menyaingi Mahasiswa PhD
Walaupun OpenAI o1 masih dalam tahap pengembangan awal dan belum memiliki beberapa fitur utama ChatGPT, seperti kemampuan menjelajah web atau mengunggah berkas dan gambar, model ini sudah menunjukkan kemajuan pesat dalam tugas penalaran yang kompleks.
Dalam uji coba, OpenAI o1 menunjukkan kinerja yang setara dengan mahasiswa PhD dalam berbagai tugas benchmark di bidang fisika, kimia, dan biologi. Bahkan, dalam ujian kualifikasi untuk Olimpiade Matematika Internasional, model ini berhasil memecahkan 83% soal dengan benar, sebuah pencapaian yang mengesankan di dunia AI.
Dengan segala potensi dan tantangan yang dibawa oleh OpenAI o1, dunia teknologi kini menantikan bagaimana model ini akan mengubah cara kita memecahkan masalah kompleks di masa depan.